Saturday, September 29, 2012

Milestone PhD


Milestone S3 versi Prof. Kuspriyanto
Milestone S3 versi Fransiskus
1.      Kualifikasi (1000 jam) : identifikasi masalah (research question), state of the art, teori2 pendukung (premis), hipotesis,tools yg diperlukan,publikasi paper di seminar (prosiding) nasional






2.      Seminar 1 (800 jam) : konsep sistem yg dikembangkan, model formal dasar, skenario cara kerja dan performansi sistem, sasaran novelty, publikasi paper di seminar (proceding) nasional


3.      Seminar 2 (800 jam) : algoritma dan coding, percobaan/simulasi dan hasil2 awal, publikasi  paper di seminar (proseding) internasional





4.      Seminar 3 (800 jam) : validasi dan verifikasi, analisis hasil, perbandingan dgn sistem/penelitian sejenis, perbaikan, publikasi paper di jurnal nasional/internasional




5.      Seminar 4 (800 jam) : Hasil simulasi akhir atau prototipe sistem, analisis kontribusi dan kesimpulan (conclusion), publikasi paper di jurnal internasional


6.      Reviewing dan sidang tertutup (800 jam) : draft disertasi lengkap,revisi,presentasi dan ujian2

1.      Kualifikasi (1000 jam): problems definition/statements (200 jam), research objective and question (200 jam), state of the art, teori-teori pendukung (premis) (100 jam), hipotesis, penelitian akan kerangka kerja dan pendekatan yang mau digunakan (200 jam), mebuat perencanaan terstruktur dengan penjadwalan dan target kerja (100 jam), pembuatan prosposal disertasi dan publikasi paper di seminar (prosiding) nasional mengenai analisis permasalahn topik dan pendekatan awal penyelesaiannya (200 jam)

2.      Seminar 1 (800 jam): konsep kerangka kerja/metodologi yang dikembangkan (200 jam), model formal dasar (100 jam), skenario penerapan kerangka kerja/metodologi dan hasil yang diharapkan (100 jam), sasaran novelty (200 jam), publikasi paper di seminar (proseding) nasional

3.      Seminar 2 (800 jam): model dan rincian detail dari metodologi (200 jam), percobaan/simulasi dari penerapan metodologi serta hasil2 awal (200 jam), meningkatkan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris terutama untuk tulisan ilmiah (200 jam), publikasi paper di seminar (proseding) internasional (200 jam)



4.       Seminar 3 (1000 jam): kontak komunitas sesuai topik, validasi dan verifikasi di kalangan komunitas (200 jam), perbandingan dengan sistem/penelitian sejenis (200 jam), perbaikan akhir untuk mendapatkan hasil detail dari penerapan (200 jam), analisis hasil lebih lengkap (200 jam), publikasi paper di jurnal nasional/internasional (200 jam)

5.      Seminar 4 (700 jam): revisi akhir metodologi (100 jam), hasil simulasi akhir atau metodologi akhir (200 jam), analisis kontribusi dan kesimpulan (conclusion) (200 jam), publikasi paper di jurnal internasional (200 jam)

6.      Reviewing dan sidang tertutup (700 jam): draft disertasi lengkap, revisi akhir, presentasi dan ujian-ujian


Refrensi :
Mark Dredze (Johns Hopkins University) and Hanna M. Wallach (University of Massachusetts Amherst). How to be Successful Phd Students. 2012.

College of Information Sciences and Technology. A Ph.D. DEGREE GUIDE FOR INFORMATION SCIENCES AND TECHNOLOGY STUDENTS. 2011. Pennsylvania.US.

Tuesday, September 25, 2012

Seminar Nasional Informatika 2012

Puji Tuhan karena jurnal yang saya kerjakan sudah diterima oleh Panitia Seminar Nasional Informatika 2012 yang berlangsung di Medan tanggal 19 - 20 Oktober 2012 dengan judul (nomor urut 39) :



ABSTRAK 

Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) sudah sangat dibutuhkan agar pengembangan dan penggunaan teknologi informasi yang dimiliki menjadi maksimal, sehingga diperlukan sebuah analisis kebutuh stakeholder di perguruan tinggi sebagai langkah awal mengembangkan model tata kelola perguruan tinggi. Metodologi penelitian yang digunakan untuk dapat melakukan analisis dengan cara melakukan observasi dan survey menggunakan kuesioner dan webpooling, kemudian secara statistik hasilnya dianalisis dan diambil kesimpulan. Subjek penelitian menggunakan studi kasus tata kelola teknologi informasi di Universitas Esa Unggul, responden penelitian melingkupi stakeholder pengguna teknologi informasi yaitu pejabat struktural Universitas, mahasiswa, dosen, dan karyawan Universitas. Hasil yang didapat adalah analisis keadaan tata kelola teknologi informasi yang ada di Universitas Esa Unggul baik data invetaris teknologi informasi yang ada juga gambaran kebutuhan dari sudut pandang stakeholder. Dari hasil ini bisa dilanjutkan untuk bahan penelitian selanjutnya yaitu pengembangan model tata kelola teknolgi informasi perguruan tinggi berdasarkan kerangka kerja COBIT 5. 

Kata kunci : IT Governance,Tata Kelola Perguruan Tinggi,COBIT 5

Friday, September 21, 2012

Gadget Without Fixed Charger

Inovasi yang sangat membantu yaitu membuat perangkat elektronik sepeti smart phone ataupun handphone yang menggunakan baterai atau sumber energi yang bisa didapat hanya dari sinar matahari ataupun sinar cahaya.

Dengan demikian tidak perlu setiap waktu tertentu perangkat gadget tersebut harus di-isi atau dicolokan ke listrik.

Langkah-langkah untuk penelitian yang bisa dikerjakan :
- Membuat rangkaian hardware yang menghabiskan energi yang sangat kecil
- Membuat penangkap sumber energi dari alam (bisa dengan tenaga surya yang sudah dikembangkan, atau energi gelombang yang banyak sekali ada di udara)
- Menggunakan sumber energi gerak atau sentuhan (kinetik)
- Merangkai antara perangkat gadget dengan sumber tenaga baru ini

Sudah ada berita mengenai inovasi baterai cair yang hanya disemprotkan dapat menjadi sumber energi, selanjutnya mungkin ini bisa menjadi salah satu jawaban untuk gadget tanpa charger tetap.

Saturday, September 15, 2012

Log Book (Sept 9th, 2012) for Supervisor


TAHAP ANALISIS

Berdasarkan hasil studi literature, maka ada beberapa hal yang bisa disimpulkan. Proses pembuatan software secara umum ada 4 tahap yaitu perencanaan, analisis, perancangan, dan impelementasi.
Perencanaan terutama mengenai permintaan pembuatan sistem dari stakeholder/bisnis yang membutuhkan. Lalu dibuat semacam timeline dan juga budget untuk pembuatan sistem ini.
Setelah adanya perencanaan, maka dijalankan proses analisis. Kegiatan utama dalam proses analisis ini adalah mendefinisikan dan mengklarifikasikan kebutuhan-kebutuhan (requirements).

Kegiatan utama proses analisis :
  1. mendefinisikan sistem berjalan (the as-is system)
  2. mengindentifikasikan kemajuan (improvement) jika menggunakan sistem baru
  3. mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan dari sistem yang akan dibuat (the to-be system)

Pada metode SDLC tradisional, seperti waterfall atau pararel, kegiatan proses analisis ini lebih dijalankan setiap tahapnya, sedangkan di metode SDLC yang baru seperti RAD atau Agile, proses pendefinisian sistem berjalan tidak dikerjakan secara maksimal, lebih terfokus pada sistem baru yang akan dibuat. Keberhasilan dari proses analisis ini sangat terpengaruh oleh kemampuan dari System Analyst yang melakukan analisis.

DEFINISI KEBUTUHAN (REQUIREMENTS)

Requirements determination (penentuan kebutuhan) dilakukan untuk mentransformasi permintaan system dari pernyataan tingkat tinggi kebutuhan-kebutuhan bisnis menjadi langkah terperinci, yaitu daftar yang tepat mengenai apa harus disediakan oleh sistem baru sehingga meningkatkan nilai dari bisnis itu sendiri. (Roth, p. 104)

Kebutuhan-kebutuhan ini secara sistematis akan didukung, diklarifikasi dan dikonfirmasi dengan cara membuat use-case, membangun process-model dan data-model yang kemudian akan digunakan pada tahap perancangan selanjutnya.

Kebutuhan-kebutuhan sendiri ada 5 (lima) kategori yaitu :
  • Kebutuhan bisnis (business requirements)
  • Kebutuhan pengguna (user requirements)
  • Kebutuhan fungsional sistem (functional requirements)
  • Karakteristik sistem yang dibutuhkan (nonfunctional requirements)
  • Bagaimana sistem dibangun (system requirements)

Dari 5 kategori diatas, untuk mendefinisikannya pun dimulai dari kegiatan pertama yaitu kebutuhan bisnis, kebutuhan ini didefiniskan biasanya sudah dari awal perencanaan. Ketika tahap perencanaan ketika sistem diminta dibuat oleh bisnis, maka terdapat permintaan bisnis terhadap sistem, dari situ akan diturunkan menjadi kebutuhan-kebutuhan bisnis.

Untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan bisnis yang diharapkan, maka ada tugas,pekerjaan,proses ataupun aktivitas yang dilakukan oleh pengguna bisnis (business user). Karena pemikiran tersebut, maka jika sistem bisa memenuhi kebutuhan user, maka kebutuhan bisnis ini akan terpenuhi (Roth, p. 105).


Menurut Roth pada halaman 105 paragraf ke-2 kalimat ke-2.
“A good starting place is to concentrate on what the user actually needs to accomplish with the system in order to fullfill user needed job or task. ... (end of paragrah)... By understanding what the user needs to do in terms of tasks to perform, the analyst can then determine ways in which the new system can support the user’s needs.”

Lalu untuk mendenisikan kebutuhan user ini, didefinisikanlah use-case. Dengan use-case maka sistem berjalan bisa digambarkan dan juga bisa didefinisikan bagaimana sistem baru berjalan sesuai dengan kebutuhan dari user. Setelah use-case didefinisikan dan kebutuhan user ter-indenfitikasi, maka bisa dilihat kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dibuat.

Menurut Roth pada halaman 105 paragraf 3 kalimat 2,
“A functional requirement relates directly to a process the system has to perform as a part of supporting a user task, and/or information it needs to provide as the user is performing is performing a task.”

Functional Requirements ini bisa dilihat dari dua sudut pandang, object-orinted atau information-oriented. Functional Requirements ini akan lebih didefinisikan secara rinci dengan menggunakan Process-Model. Process Models digunakan untuk menjelaskan hubungan proses fungsi dengan pengguna sistem, bagaiaman fungsi/proses berhubungan satu dengan lainnya, bagaimana data di masukan dan dihasilkan oleh fungsi/proses, dan bagaimana fungsi/proses dibuat dan mengguna data yang disimpan.

Process Model mengklarifikasi komponen S/W yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fungsional dimana kebutuhan fungsional ini dimulai dengan mendefinisikan data yang harus di track agar tugas pengguna bisa diselesaikan. Komponen data ini akan didefinisikan pada Data Model.

Kebutuhan pengguna dan kebutuhan fungsional akan digunakan pada fase design/perancangan. Kebutuhan pada fase design yang dilihat dari sudut pandang developer akan disebut sebagai System Requirements.

Sedangkan untuk Nonfunctional Requirements contohnya sistem bisa diakses secara mobile. Nonfunctional Requirements digunakan pada fase design ketika ingin memutuskan user interface, the h/w and s/w, dan arsitektur sistem. Bidang2 yang termasuk nonfunctional : operational, performance, security, and cultural and political.

Berdasarkan penelitian Standish Group alasan utama proyek TI gagal adalah kurangnya partisipasi dari pegguna. Tapi di sisi yang lain, pengguna bisnis mungkin tidak semuanya menyadari adanya kesempatan-kesempatan yang bisa ditawarkan teknologi terbaru untuk menyelesaikan kebutuhan bisnisnya. Makanya sangat perlu adanya sebuah kerjasama tim antara pengembang dan juga stakeholder dari sistem yang akan dibangun.

Ada 5 teknik yang paling  umum digunakan untuk mendapatkan dan mendifinisikan kebutuhan-kebutuhan yaitu :
  • Wawancara
  • Sesi JAD (Joint Application Development)
  • Kuesioner
  • Analisis Dokumen
  • Observasi

Kesimpulan dari beberapa teknik di atas adalah pentingnya pemilihan orang untuk dilakukan analisis, sangat tergantung dengan sumber daya manusia, baik dari sisi system analyst, maupun dari perusahaan/stakeholder bisnis yang membutuhkan sistem.

STRATEGI ANALISIS KEBUTUHAN

Ada 9 strategi untuk melakukan analisis kebutuhan  :
  • Analisis Masalah
  • Analisis Penyembab Utama (Root Cause)
  • Analisis Durasi
Analisis ini akan meneliti berapa lama waktu yang dibutuhkan ketika menjalankan sistem yang berjalan.  Pada analisis ini, seorang analis harus mengkakulasi dan membandingkannya dengan praktikal terbaik (best practice), apakah ada rentang waktu yang terlalu lama dengan yang diharapkan. Jika ya maka akan butuh sekali perubahan besar dalam proses kerja di sistem yang akan dibuat untuk mempercepat waktu penyelesaian sistem. Yang bisa dikerjakan adalah pengintegrasian proses atau membuat proses menjadi pararel.
  • Acitivity-Based Costing
  • Informal Benchmarking
  • Outcome Analysis
  • Technology Analysis
  • Activity Elimination
Pada analisis ini, manager dan system analyst akan bekerjasama meng-indentifikasikan bagaimana organisasi dapat menghapus beberapa aktivitas bisnis, bagaimana fungsi tersebut bisa berjalan tanpa aktivitas tersebut, dan apa resiko yang mungkin muncul karenanya.
  • Comparing Analysis Strategies

USE-CASE DAN DFD

DFD dibuat berdasarkan Use-Case yang sudah di-indentifikasi dan didefinisikan. Sedangkan use-case adalah cara menggambarkan user-requirements dari sistem yang akan dibuat. Karena menurut Roth, kunci dari berhasilnya memenuhi kebutuhan bisnis adalah memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan tugas-tugasnnya, karena sebagai pengembang diharapkan bisa membuat sistem yang berguna dan bisa digunakan, oleh sebab itu perlu adanya analisis dari user-requirements.

Namun menurut Roth juga, secara tradisional cara mendapatkan kebutuhan adalah dengan menanyakan ke pengguna apa yang mereka mau kerjakan dan dikerjakan oleh sistem yang baru. Hal ini sangat menantang bagi pengguna karena :
  1. Pengguna tidak tahu apa yang bisa ataupun yang tidak bisa dikerjakan oleh sistem. Ketidak-mengertian user mengenai kemanjuan teknologi dan kapabilitas serta limitasi dari sebuah sistem informasi
  2. Pengguna juga akan kesulitan bagaimana caranya untuk mengubah bisnis proses yang sudah berjalan.
  3. Banyak pengguna mendeskripsikan hal-hal yang mereka mau pada sistem baru, bukan kebutuhan yang dibutuhkan secara nyata pada sistem baru.
  4. Pengguna mengalami kesulitan membaca process ataupun data-modelling yang dibuat oleh system analyst.
Oleh karena hal-hal tersebut, konsep dari use-case sendiri terlah ber-evolusi menjadi sebuah komponen penting ketika mementukan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem baru. Use case sangat berharga untuk aplikasi sistem bisnis dan websites, use-case tidak berguna untuk batch processes, aplikasi perhitungan  intensif, atau data-warehousing.

KESIMPULAN SEMENTARA

Dari studi literature yang saya baca ini, saya masih menangkap hal-hal sebagai berikut :
  • User requirements masih diletakan pada tahapan ke-2 dalam menentukan kebutuhan sesudah mendapatkan kebutuhan bisnis, karena dianggap untuk memenuhi kebutuhan bisnis, semua aktivitas akan dikerjakan oleh penggunanya. Jadi kebutuhan pengguna masih merupakan kunci dari penentuan kebutuhan.
  • Pada strategi analisis, sudah diberikan adanya strategi analisis durasi, activity elimination, dan outcome analysis, jadi secara strategi nya pun seharusnya sudah memperhatikan masalah meng-efesien-kan proses kerja yang ada
  • Pada proses peng-indentifikasian use-case juga sudah ada dan disadari beberapa kelemahan dari cara tradisional mendapatkan kebutuhan pengguna
  • Sangat disadari bahwa jika kondisi seperti ini, maka diperlukan keahlian dan kematangan dari seorang system analyst untuk menentukan keberhasilan dari sebuah proyek IT dan juga semakin literate pengguna bisnis terhadap teknologi informasi, maka semakin menentukan besarnya keberhasilan. (Masih sangat tergantung dengan sumber daya manusia dalam analisisnya)

Hal-hal yang masih bisa dikritisi :
  • Melakukan perubahan pada metode analisis agar dapat mengeleminasi kelemahan pada pengguna bisnis (business users) dalam proses penentapan kebutuhan ?
  • Melakukan modifikasi pada model use case ?
  • Menambahkan process requirements ?
  • Melakukan eksperimen mengapa dengan teori seperti ini tapi ternyata di lapangan tidak bisa digunakan ?

Rumus Keberhasilan S3

Untuk keberhasilan menyelesaikan program S3 maka ada beberapa variabel yang berpengaruh. Komitmen dan Anugerah Tuhan YME menjadi faktor utama dalam keberhasilan. Komitmen ditunjukan dengan Hasil dengan Jadwal (Rentang Waktu) yang terukur dari penelitian yang dikerjakan. Hasil yang terukur ini ditunjukan dengan adanya Proposal, Jurnal Nasional dan Jurnal Internasional yang jika digabungkan menjadi sebuah Disertasi, dan juga Jadwal pencapaian pada saat Sidang Kualifikasi, Sidang Kemajuan 1 dan 2, Sidang Tertutup dan diakhiri oleh Sidang Terbuka. Variabel pendukung untuk semua hasil didapatkan dari jadwaLiterature yang banyak, Bimbingan Promotor yang Efektif, Uang/Pendanaan yang memadai dan Lingkungan yang mendukung. Hambatan dan hal-hal yang mempengaruhi dari Variabel utama dan pendukung ini adalah Pekerjaan Sampingan, Kondisi Fisik dan Psikis, dan Bencana (Force Majeure) yang akan mempengaruhi baik hasil maupun jadwal.

Rumus Matematikanya :

Philosophy of Science - Class Note (September 10th, 2012)

Point 1
Metode Induktif dan Deduktif bisa digunakan untuk mencari Novelty dan membantu dalam pengerjaan penelitian mahasiswa S3. Kedua metode ini digunakan dengan cara yang "tidak biasa" baru dapat memberikan hasil yang maksimal, maksudnya jika kebiasaan seseorang mengerjakan atau melihat sesuatu dari sudut pandang Induktif, cobalah cara lain memandang situasi tersebut dengan cara deduktif, dengan cara seperti itu, terkadang akan menimbulkan cara pandang baru yang menciptakan suatu situasi yang baru pula untuk dijadikan Novelty. Kedua metode tersebut harus digunakan hanya 1 untuk 1 situasi, tidak bisa mengkombinasikan kedua metode itu secara berbarengan, yang adalah merangkai 2 metode tersebut untuk meneliti suatu kejadian atau permasalahan, agar dapat menerangkan secara lebih jelas solusi dan kontribusi dari penelitian yang dilakukan.

Point 2
Hasil terbaik dari sebuah Disertasi S3 adalah sebuah TEORI BARU, dengan teori baru maka akan ada pembaharuan dalam sebuah penyelesaian masalah

Point 3
Untuk mengerjakan penelitian dalam rangka menyelesaikan S3 adalah mempunyai kemampuan dalam menguasi keluasan dan kedalaman ilmu dibandingkan lulusan S2. Yang dimaksud dengan kedalaman adalah kemampuan seseorang untuk menjawab semua pertanyaan "MENGAPA" dari bidang yang sedang dipelajarinya, sedangkan keluasan ilmu dilihat dari jumlah pengaruh atau keluasan pengaruh dari hasil penelitian dan ilmu yang dipelajarinya.

Point 4
Falsifikasi adalah pengguguran teori lewat fakta-fakta. Gunanya untuk menemukan kebaharuan dalam sebuah ilmu pengetahuan. Konsekuensinya tidak bisa mempercayai segala sesuatunya dengan mudah.

Point 5
Permasalahan yang tajam adalah permasalahan yang sudah memiliki hipotesis. Hipotesis adalah kesimpulan sementara untuk pemecahan masalah. Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dapat menuntun dan mengarahkan penelitian agar tidak salah, efektif dalam aktivitasnya dan tepat arahnya. Hipotesis yang baik harus bisa disebutkan permasalahannya, disebutkan metode dan premis-premis yang mendukung, dan diharapkan dapa meningkatkan kualitas dari hasil yang ditemukan (solusi dan hasil dari hipotesis). Metode yang paling tepat dapat ditemukan jika metode tersebut dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya


Related Resource about my Topic

Topik untuk penelitian saya dalam menempuh program S3 ini diawali dengan latar belakang seringnya terjadi kegagalan pengembangan perangkat lunak dikarenakan beberapa faktor. Apalagi di lembaga-lembaga pemerintahan, banyak sekali pengembangan Sistem Informasi dan atau penerapan Teknologi Informasi menjadi proyek-proyek yang hanya menghabiskan uang tanpa hasil yang signifikan dalam peningkatan kinerja organisasi.

Dari latar belakang ini, perlu adanya penelitian pada bidang Software Engineering (SE) mengenai proses pengembangan dari perangkat lunak sehingga dapat memenuhi kinerja maksimal yang diharapkan dari dibuat nya sistem informasi di sebuah organisasi. Lebih mendalam lagi, topik yang merupakan sub bagian dari SE adalah Requirements Engineering (RE) yang mempelajari mengenai bagaimana menemukan, meng-indentifikasikan berbagai jenis kebutuhan secara mendetail dan terverifikasi sehingga dapat digunakan saat perancangan dan pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

Beberapa Jurnal Internasional yang membahas mengenai RE, dengan beberapa catatan mengenai hal-hal penting di dalamnya bisa dilihat pada link berikut ini :

Jurnal Internasional RE

Beberapa Disertasi Internasional yang membahas mengenai RE dapat dilihat pada link berikut ini :

Disertasi Internasional RE

Beberapa Jurnal yang masuk Proceeding Internasional yang membahas mengenai RE dapat dilihat pada link berikut ini :

Jurnal Proceeding Internasional


Sunday, September 9, 2012

Why Doctoral Degree ?

Sembilan dari sepuluh teman saya yang saya ceritakan mengenai rencana saya untuk kembali meneruskan pendidikan saya untuk mendapatkan gelar Doktor atau S3 pasti akan terlempar pertanyaan yang intinya... "Kenapa harus S3 ?" (Why Doctoral Degree ?)

Pertanyaan ini pun kembali muncul ketika pertemuan pertama kelas Filsafat Ilmu dengan pertanyaan yang intinya sama tapi agak berbeda... "Seberapa berharganya ijasah S3 untuk kami ?"

Kalau saya pribadi, ijasah S3 sendiri hanya selembar kertas pernyataan kelulusan yang seharusnya buat saya itu tidak ada harganya tanpa beberapa hal yang harus diperhatikan. Apalagi di Indonesia dimana hampir sebagian ijasah dapat diperoleh hanya karena ada kemampuan materi, koneksi dan atau kepentingan kelompok. Hal ini masih lumrah terjadi karena di sebagaian besar sistem tata kelola di negara kita termasuk tata kelola di pendidikan tinggi, masih banyak hal bersifat subyektif dan tidak sesuai dengan kompetensi kemampuan seseorang. 

Menurut saya untuk mengukur nilai Sarjana (S1) ataupun Master (S2) kebanyakan orang masih dapat melihat dari sudut pandang bisnis ataupun kinerja kemampuan kerja dalam dunia praktis dan profesional.Orang akan menilai seberapa besar pendapatan mereka, ataupun kenaikan jabatan mereka sesudah mereka mendapatkan gelar Sarjana (S1) ataupun Master (S2). Dan bahkan yang menjadi tantangannya pun, banyak orang yang dikategorikan "sukses" (kalau diukur berdasarkan materi), tanpa mempunyai gelar apapun dibidang akademiknya. Hal ini akan sangat berbeda ketika menentukan nilai atau harga dari pencapaian S3.

Menurut saya, ijasah S3 memang tidak berharga jika tidak ada proses dalam memperolehnya dan mempergunakannya. Hal terutama untuk menentukan harga dari ijasah S3 itu sendiri yaitu ketika sesorang sudah mendapatkannya, harus disadari penuh bahwasanya banyak tugas, pekerjaan dan tanggung jawab yang bertambah besar. Tugas utama bagi lulusan S3 menurut saya harus mampu melakukan perubahan yang cukup berarti di bidang ilmu pengetahuan yang didalami sehingga akhirnya harus dapat membawa perubahan secara universal kepada kehidupan manusia. Perlu disadari juga bahwa untuk mendapatkan ijasah S3 dan layak menjadi seorang lulusan program S3 memang tidak ditakdirkan untuk semua orang. Mendapatkan gelar S3 juga harus di-iman-i sebagai RAHMAT dan merupakan ANUGERAH dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jika S3 itu merupakan anugerah dari Tuhan YME, maka harusnya sangat besar tanggung jawab yang diberikan untuk membuat ijasah dan pencapain S3 menjadi sangat berharga. Pengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan, keikutsertaan dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat dan kesejahteraan umat manusia merupakan nilai yang akan sangat berharga bagi banyak orang sesudah seseorang mendapatkan ijasah S3. Apalagi jika dalam prosesnya, harus banyak yang dikorbankan, meninggalkan zona nyaman, dan tantangan terbesar di Indonesia adalah berkurangnya kemampuan finansial ketika seorang yang masih menjadi karyawan memutuskan untuk mengejar ijasah S3 nya.

Jadi mengapa harus S3, karena saya ingin mempunyai arti lebih dalam hidup ini, tidak sekedar kemampuan saya menghasilkan uang dari apa yang saya kerjakan selama ini, mendapatkan gelar dan ijasah S3 merupakan pencapaian yang sudah di-cita-cita-kan sejak kecil. Hidup dengan orang tua yang telah mendedikasikan hampir sepanjang hidupnya di bidang pendidikan, sangat mempengaruhi saya untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin, agar saya kembali dapat membagikan semua hal yang saya pelajari kepada orang lain, sama seperti orang tua saya. Dukungan dari keluarga terutama pengorbanan dan perjuangan bersama istri menjadikan proses untuk memperoleh ijasah S3 ini menjadi sangat berharga. Dan hal yang makin memacu saya yaitu ketika saya menyadari bahwa jika saya memang mampu dan dianugerahi ijasah S3, artinya saya harus mampu dan siap menjadi berharga dalam kehidupan umat manusia secara universal. Jadi seberapa besar nilai dan harga dari ijasah S3 saya tidak akan bisa dilihat dari materi, tapi hanya dapat dinilai dari seberapa berharganya hasil karya saya selanjutnya, berapa besar pengaruh dari hasil-hasil riset yang dihasilkan.




Saturday, September 8, 2012

Finally I'm here ...

Thanks GOD, Finally I'm here... I'm at Institute Technology of Bandung to take my doctoral study. Still amaze and unbelievable I can go through all my life until this moment.

So... this is my new blog about my journey to have my Doctoral degree. My class for first semester are Research Methodology and Philosophy of Science. And I want to write all my story, my thought, my homework, my paper and everything I'm doing so I hope everybody who take or already in their journey can join with me to support each other and discuss a lot of thinks together.

Let's start our Journey with smile and thanks GOD for everything good will happens :)